Selasa, 05 Oktober 2010

Sekeranjang curhatan jujur yang berharga ^^

SKG (Sarjana Kedokteran Gigi) diraih bukan berarti hasil akhir seperti halnya teman2 saya di fakultas lain yang bisa langsung mencari kerja dan menghirup udara bebas. Justru itu baru gerbang awal. Kalau saya mau jadi dokter gigi saya harus melanjutkan ke tingkat profesi dengan kata lain menempuh masa koasistensi profesi dokter gigi. Sebut saja koass. Katanya bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 2 tahun (katanya yah). Yasudah saya coba lalui. Awal-awal dateng ke sekeloa bingung mau ngapain. Katanya sesuai jadwal disuruh ikut yang namanya pra-koas. Bilangnya persiapan sebelum masuk koas jadi biar masuk klinik katanya ga bodoh-bodoh banget (jadi waktu preklinik ngapain aja?? --__--). Dikasih pengarahan di tiap-tiap bagian, beberapa bagian menuntun kita melakukan pekerjaan antar teman seperti menambal dan menyuntik. (katanya sih biar tahu rasanya dulu sebelum ke orang lain), belajar status, response atau mungkin hanya diminta observasi saja trus buat makalah (sejujurnya saat itu ga ngerti juga apa yang dilihat, hehehe….). Alhasil, 2 bulan berlalu, prakoas pun usai dan dikasih libur lagi (mungkin waktunya buat nyari pasien dan belajar lagi (apa???belajarr??) yang ada pada pulang ke rumah masing2,ckckck---> don’t imitate it,okay?). Tiba-tiba udah ada aja pengumuman jdwl masuk koas dan bangku namun sebelumnya harus mengikuti sumpah koas dulu (keren yah koas aja perlu disumpah dulu hehehe…). Mulai panik! Liat requirement segitu banyak buat persyaratan lulus dan belum punya pasien sama sekali. Akhirnya dengan teman sekelompok berencana buat penyuluhan ke sekolah. Yah lumayanlah untuk stok minggu pertama di benak kita masing2 berpikir. Itulah awal mula pencarian pasien dimulai. Selanjutnya mengandalkan kemampuan public speaking dan persuasif saya saat ada pasien loket ataupun ketika dikenalkan oleh orang baru yang mau dirawat. Setelah melewatinya, ternyata makin kompleks hidup di dunia perkoasan,,tidak berniat melebih-lebihkan ya…
Oke, saya coba berbagi pengalaman di dua bagian saja (kalau semua bagian bisa sampe subuh saya nulis hehe…). Dimulai dari pencarian orang-orang yang mau dirawat dengan tingkat kesadaran yang tinggi (bukan hanya sampai selesai dirawat tapi sampai kontrol saudara2!). Kalau saya teringat sekarang saya Cuma bisa senyum-senyum. Saya ingat dulu pernah mencari rumah pasien parsil bersama teman hingga ke daerah dago ujung pake kendaraan umum dan kemudian jalan mendaki menyusuri jalan yang cukup menanjak (itung-itung olahraga hahaha….ya ga mei?) dan tahukah saudara2….perjuangan pun pertama kali diuji oleh Yang Maha Kuasa. Sang pasien pun memberikan harapan palsu. Setiap minggu ditunggu namun tak kunjung datang hingga akhirnya harus merelakan dan pencarian dilakukan kembali. 3 bulan berlalu dan saya hampir desperate ga kerja prosto T-T. Namun Tuhan memang menguji kesabaran hambaNya. Bulan ke-4 bulan penuh berkah. Saya ditawari pasien parsil saat saya sedang duduk2 di lobi (thanks to Nuri dan wiwit ^^) dan besoknya saya ditawari berpartneran mengerjakan dowel oleh teman saya (thanks to sekar dan dewi ^^). Beda lagi cerita saya di bagian perio. Sampai awal semester tiga saya sudah menscaling 17 pasien tapiiiiii yang balik kontrol cuma sepuluh dan belum ada pasien kasus kompleks apalagi bedah hiks….. Dua kali mengajukan ditolak yang terakhir giliran ada tidak menyanggupi perawatan lanjutan (huhuhu… nasib!). Seperti di lagu the Masiv “Jangan menyerah” Rejeki memang datang di saat yang indah menurut-Nya, akhirnya di penghujung semester tiga komplekspun didapat, rootplan dan bedah pun tercapai. Alhamdulillah, buah kesabaran dari berikhtiar (thanks to rima dan mba ela ^^). Pelajaran pentingnya adalah “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah) dan saya yakin bahwa the best is yet to come.
Yang namanya perjuangan memang jalannya tidak mulus2 saja. Kalau sekarang diingat-ingat Banyak juga ya pengalaman yang seru! (saat itu sih ngerasanya bikin deg2an dan emosi jadi labil hehehe). Sekali lagi saya katakan, perjuangan memang butuh pengorbanan. Antara lain saat putaran pedo, demi mengejar ketertinggalan, saya rela panas2an dan hujan2an menjemput anak dari ujung ke ujung (PP via sekeloa-sadang serang-dago pojok-cisitu ujung dengan kendaraan umum dan jalan kaki pfuiihhh…)Namun karena itu juga saya banyak belajar mengenal kehidupan orang lain yang tidak seberuntung saya. Mana pernah saya menduga kalo ternyata salah satu pasien saya mengorbankan waktunya untuk dirawat ke fkg padahal seharusnya dia membantu ibunya berjualan gorengan keliling. Dari situlah saya mulai belajar sabar dan berpositif thinking bila pasien saya tidak datang atau ngaret (Berjuta terima kasih karena kalian bintang itu bisa diraih ^^). Pelajaran pentingnya adalah keep positive thinking although sometimes the reality is hard to recognize
Nah ada lagi nih fenomena yang namanya menunggu jadwal diskusi yang tak kunjung tiba (bahkan ada yg berbulan-bulan),sampai-sampai model pun lumutan (ini baru berlebihan hehe….). Trus pernah ga dimarahi dan diusir keluar ruang diskusi oleh karena kebodohan sendiri? Itu juga pernah dialami waktu awal-awal semester (ya iyalah kalo udah pinter pasti udah lulus hehe…masih inget ga azky widy diskusi simple kita?;p) Tapi karena itu juga kalau bukan saya diusir, mungkin Carranza tidak akan pernah saya buka bahkan hanya jadi pajangan kamar saja, trus saya ga akan tahu cara probe yang baik, memakai disclosing solution yg benar, pemberian OHI yang baik dan lain sebagainya (thanks ya dok ^^). Pelajaran pentingnya adalah “You’ll never know if you don’t try”.
Ternyata jadi Koas itu benar-benar mantap! Emosi kita bisa dibuat berubah sewaktu-waktu. Dari mulai senang, sedih hingga nangis (bisa bahagia karena terharu atau kecewa). Senang saat hasil kerjaan kita dihargai oleh dokter supervisor berupa acc, saat diskusi dan ujian berjalan dengan lancar, saat pasien yang kita rawat senang dan puas akan hasil kerjaan kita tanpa peduli sudah berapa banyak uang kita keluarkan. Sedih dan kecewa saat pasien ingkar janji, tidak ada kabar dan hingga kabur sehingga musti harus mengulang kerjaan kembali, saat acc, diskusi atau ujian tidak lancar, saat baru tersadar uang di dompet sudah habis lagi (demi membayar seperti pekerjaan full2, bridge, ortho dan foto2 endo, kompleks perio kalau pasiennya maunya dibayarin hikss,,,,mengalir dengan sangat deras setiap harinya melebihi shopping di mall). Trus belum lagi saat-saat harus mengetek kursi dari subuh khusus di bagian2 tertentu, antri gantian memakai kursi, mengantri panjang antrian acc dan ternyata bel berbunyi, mengorbankan waktu tidur untuk jaga malam, dan membuat paper serta journal reading OM, mengantri untuk laporan, dan lain sebagainya. Seperti membentuk suatu lingkaran, kelulusan disini ditentukan oleh tiga faktor : pasien, diri kita dan dokter supervisor. Satu tidak mendukung, rasanya seperti hari yang sia-sia (betul tidak?) seperti dalam lagu Jordin Sparks “One step at a time” ^^. Dan pelajaran penting yang saya dapat adalah saya jadi lebih menghargai waktu dan kesempatan (peluang).
Mungkin ini cuma segelintir cerita dan saya yakin masing-masing koas di FKG UNPAD pasti punya cerita yang berbeda dengan saya atau bahkan lebih heboh….who knows?
Namun di cerita ini saya belum bisa membagikan bagaimana rasanya sidang kompre yang katanya bikin panas dingin itu,mungkin di next story kali ya hehe….
Oke, di penghujung cerita saya cuma mau bilang bahwa dibalik cerita ini tidak ada maksud untuk menggurui apalagi memprovokasi, hanya ingin membagi cerita yang mungkin tidak penting bagi beberapa orang tapi begitu berharga bagi saya bahwa ternyata perjalanan kita cukup panjang teman-teman untuk meraih gelar DOKTER GIGI. So, jangan menyerah, guys! Tunjukkan bahwa kita adalah pejuang-pejuang tangguh yang dapat survive dalam kondisi apapun! Anggap saja latihan sebelum kita nanti benar-benar terjun seorang diri mengabdi ke masyarakat. Patch Adam (seorang dokter, aktivis social, badut professional,penulis dan pendiri Gesundheit Institute) pernah menjabarkan kalimat yang bagus sekali di bukunya “Saya tidak mau orang-orang terkagum-kagum pada semangat dan ketekunan kami, melainkan terinspirasi oleh kami untuk bekerja keras bertahun-tahun dan juga bekerja keras untuk apa yang mereka yakini”

Bandung, 5 Oktober 2010
"Terlontar dari suara hati teramat dalam"

Jumat, 27 Agustus 2010

Ajari Aku


Tuhan....
Ajari aku caramu mencintai
Tuhan...
Ajari aku caramu memberikan cinta
Tuhan...
Beritahu aku cara mencintai dengan tulus

Kutahu cinta itu murni
Tapi ku tak tahu buat itu indah
Cinta anugerah-Mu yang abadi
Tak ingin kunodai dengan suatu tinta

Tuhan....
Kutersanjung melihatmu mencintai
Kutertegun dengan caramu mencintai
Kutermenung memikirkan jalanmu mencintai

Tuhan...beritahu aku apa itu cinta
Mengapa terasa sulit
mengartikan satu makna kata cinta
Kucoba caraku dalam mencinta
Tapi tak cukup sempurna

Tuhan....
Beri aku kesempatan
membuka sedikit tabir rahasia cinta
Agar ku dapat mencinta seutuhnya
DiriMu,dirinya dan mereka


Bandung,260810-Aku mau tahu tentang cinta

Selasa, 24 Agustus 2010

Metamorfosis

"Lihat,nak,,, Kupu-kupu itu indah ya sayapnya " ucap seorang ibu pada anaknya.. 
"Aku ga suka kupu-kupu ibu" sang anak berujar.
"Lho kenapa nak? dia seekor hewan yang cantik dan tidak mengganggu, kenapa kamu tidak suka?" tanya si ibu kembali.
"Iya ibu soalnya kupu-kupu itu ternyata dulunya ulat. aku ga suka ulat" jawab anak kembali.

Seekor kupu-kupu dulunya seekor ulat. Hampir sebagian dari kita tidak suka dengan ulat. Bentuknya yang kecil, berbulu dan membuat gatal di kulit. Suka memakan daun dan buah. Hewan kecil yang jalannya mungkin seperti merangkak atau merayap. Kalau kita tidak suka bisa dengan cepat kita matikan dengan diinjak.Namun tahukah kita ternyata ulat berkontribusi untuk kita sebagai bahan baku untuk membuat baju-baju sutra yang cukup mahal harganya. Sungguh luar biasa sang ulat. Tapi ulat tidak mau berlama-lama menjadi ulat. Dia ingin berkembang dan melanglang buana ke negri sebrang. Hinggap dari satu bunga ke bunga lain serta menghisap sari madu dari berbagai variasi bunga. Seperti membuat rumahnya sendiri, sang ulat dengan giat membangunnya seperti ingin tidur panjang dalam kubahannya. Kepompong. 
Ketika telah tiba waktunya, keluarlah seekor hewan dengan sayap yang indah kemudian terbang sesuka hati seperti menikmati kebebasan dan indahnya alam ini.
Dan saya pun mulai berpikir. Dulu dia hanyalah makhluk kecil tapi bisa bermetamorfosis menjadi sebuah makhluk hidup yang indah. Kita manusia semestinya tidak boleh kalah dengan ulat yang tak takut akan perubahan. Saya yakin kita juga bisa jadi makhluk yang indah bahkan lebih indah dari kupu-kupu.

Tidak ada yang suka dengan perubahan karena perubahan membuat sesuatu yang sudah biasa menjadi berbeda dan tak biasa. Ini hanya soal keadaan dan kebiasaan dari suatu sikap (attitude). Entah keadaan atau sikap yang awalnya buruk menjadi baik atau mungkin sebaliknya. Seorang Profesor Psikologi dari Harvard University menyatakan 
Penemuan terbesar saya adalah kesimpulan bahwa manusia dapat mengubah hidupnya dengan cara mengubah pola pikirnya

Namun teori tak semudah aplikasinya. Saya pun pernah mengalaminya. Perubahan demi perubahan yang tak mudah dilalui dan mungkin jalannya harus pahit dan sulit dulu. Tapi ada satu Quote yang sedikit sarkastik namun seringkali teringat

Dunia membenci perubahan, namun perubahanlah satu-satunya yang mampu menciptakan kemajuan  (Charles F. Ketering)

Tapi lagi-lagi dalam hidup ini kita diberikan pilihan. Mau berubah atau tidak It's your choice. Seperti halnya sebuah kayu akan tetap menjadi sebuah kayu jika berada di gudang tapi akan memberi manfaat jika diubah menjadi sebuah meja. 


We can't change our past
We can't change the inevitable
The only thing we can do is play on the string we have
and that is our attitude
I am convinced that life is 10% what happens to me
and 90% how i react to it

(Charles R. Swindoll)
-Bandung, 23 Agustus 2010 "and i'm not a perfect person but i am trying to be a better person"-









Kamis, 12 Agustus 2010

Mulailah dari yang sederhana

"Aku lagi bahagia !"

Pasti kita semua pernah mengungkapkan kalimat seperti di atas. Entah saat mendapatkan gaji, saat kelulusan, saat lolos ujian, saat memenangkan pertandingan,saat dilamar dan lain sebagainya. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia bahagia didefinsikan sebagai

keadaan atau perasaan senang tentram (bebas dari segala yang menyusahkan); beruntung


Saya tidak bisa mendefinisikan secara pasti arti harfiah bahagia itu,,yang saya tahu bahagia itu ungkapan perasaan yang menyenangkan. Bahagia itu ekspresi yang terpancar dari wajah seseorang yang dekat dengan yang namanya senyum. Awalnya saya beranggapan kalau bahagia berhubungan dengan yang hal-hal indah, cukup dan memuaskan. Tapi, semakin saya besar, banyak melihat, membaca dan berinteraksi sosial dengan sekitarnya semakin mengerti bahwa bahagia itu bukan berarti bebas dari segala yang menyusahkan tapi lebih pada ungkapan tulus dari apa yang dirasakan. Seperti dua hari yang lalu saya menonton berita di salah satu tv swasta seorang bapak sebatang kara yang tinggal di tempat yang tidak sangat layak beratapkan bambu yang sudah reyot, dan makan dari sisa-sisa pemberian orang dan kakinya cacat. Sungguh miris bila kita bandingkan dengan kehidupan kaum jetset di perkotaan sana. Namun satu hal yang buat terenyuh bukan karena keadaan si bapak itu tapi pada semangat berjuang untuk survive diatas segala keterbatasan yang ada. Walau dengan keadaan yang serba tidak cukup dan kurang, dia masih bisa bekerja walau dari hanya mengumpulkan kayu-kayu untuk dijual di pasar. Kalau kita pikir berapa lah akan terjual mungkin masih lebih besar nominalnya makan kita sehari dibandingkan dengan penghasilannya. Satu lagi, ketika diwawancara bapak itu tidak menangis meratapi nasibnya tapi tersenyum seperti orang bahagia. Dengan bangganya dia bercerita tentang pekerjaannya, tentang anak-anaknya dan bagaimana puasnya saat dia bisa makan dari hasil keringatnya sendiri. Sungguh saya dibuat malu untuk kesekian kalinya.



Sebelumnya saya juga pernah bertemu dengan mereka yang kurang beruntung. Dia anak kecil umur 8 tahun dulu pernah saya rawat giginya dengan kata lain pasien pedo saya. Anaknya baik, agak bawel seperti kebanyakan anak-anak, tapi ketika dia pulang ke rumahnya dia tidak seperti seorang anak pada umur segitu. Saya pernah mendapati dia saat menjemputnya untuk dirawat, sedang menjual gorengan sambil menjaga adik satu-satunya karena ibunya bekerja sebagai tukang cuci. Jujur saya salut dengannya di umur yang masih sangat muda sudah bisa mandiri untuk membantu ibunya dan mengasuh adiknya. Namun dia tidak pernah sama sekali mengeluh.

Mungkin dua cerita di atas hanya sedikit cerita dari beribu orang di dunia ini yang menurut kita mereka yang tidak beruntung. Tetapi ini bukan perihal beruntung atau tidak beruntung tapi tentang bersyukur.Mungkin kita kadang bersungut sungut ketika tidak dapat membeli barang yang ada di etalase toko atau saat kita tidak bisa membeli model handphone terbaru atau kita mengeluh karena rumah terlalu sempit. Tapi pernah kah kita
terpikirkan bahwa di luaran sana beberapa orang berjuang hanya untuk mendapatkan sesuap nasi walau dengan baju compang camping dan tak beralaskan kaki?tidur beralaskan kardus dan beratapkan plastik?


Saya pernah membaca sebuah buku ada kata-kata yang sampai sekarang masih saya ingat "Mulailah dari hal yang sederhana seperti bersyukur". Saya tidak akan menggurui siapa-siapa karena saya sendiri pun perlu banyak belajar dan memperbaiki diri. Saat saya mulai jenuh akan rutinitas perkuliahan dan pekerjaan saya, saya berusaha mati-matian untuk tidak mengeluh. Tidak mudah memang. Saya teringat pernah dinasehati seperti ini :

"kalau dikejar deadline kerjain aja tanpa ngeluh tar jg beres dengan sendirinya. Kalo ngerjain sesuatu dengan ngeluh, perasaan cape itu karena ngeluhnya bukan karena ngerjain sesuatunya, Jutaan orang pengen masuk kedokteran gigi lho "

Ya, benar di luaran sana banyak yang menginginkan kesempatan ini tapi ketika kesempatan ini telah ada di genggaman kenapa harus mengeluh saat menjalaninya?

Kalo ada yang cacat masih bisa berkarya bagaimana dengan kita yang sehat jasmani?


Kalo ada yang sudah tua masih sanggup bekerja mengapa kita yang muda sudah bermalas-malasan?





Kalo ada yang tidak mungkin bisa sekolah dan belajar di tempat yang layak mengapa kita yang sudah bisa justru mengeluh bila diminta rajin sekolah?



Kalo kita masih punya orang-orang sekitar yang peduli dengan kita mengapa tidak sepenuh hati menyayangi mereka sedangkan di luar sana mungkin ada segelintir orang yang  sendirian menjalani hidup dan tidak punya orang tua?



Mari memulai dari yang sederhana. Bersyukur pada apa yang kita miliki dan yang telah dicapai, kemudian bila kita telah mencapainya berikanlah walau hanya seujung jari karena memberi lebih baik daripada menerima.


Tak pernah terlewatkan
dan tetap mengaguminya
kesempatan seperti ini
tak akan bisa dibeli

Bersamamu
kuhabiskan waktu
senang bisa mengenal dirimu
rasanya semua begitu sempurna
sayang untuk mengakhirinyaa...

melawan keterbatasan
walau sedikit kemungkinan
takkan menyerah untuk hadapi

hingga sedih tak mau datang lagi

Bandung, 12 Agustus 2010 -ditemani lagu Ipang "sahabat kecil"-

Minggu, 08 Agustus 2010

Anyelir punya hajat (part 1) ;p

Selamat pagiiiiiii,,eh bentar lagi siang deng!hehehe... Hari ini saya tidaka akan bercerita tentang hari Minggu tapi saya mau berbagi tentang kekangenan saya dengan alumni anyelir. Yup! 4 tahun yang lalu kami berkumpul dalam satu keluarga di suatu kosan di ujung kota bandung a.k.a Jatinangor. Dulu Jatinangor tak seperti sekarang,dulu tempat itu sepi ga da mall, cupu lah pokoknya. Namun karena itu juga kosan udah seperti rumah kedua bagi kita-kita yang jauh dari orang tua. yah next time saya akan cerita banyak tentang rupa rupi anyelir's crew. Tapi sekarang kami terpisah oleh jarak dan cita-cita. Namun moment pernikahan adalah ajang kami reuni plus kangen2an. 

Lihat saja kami sudah lebih dewasa dalam berfoto (hehe...kata siapa). Anyelir yang berhasil melepaskan rantai pertama adalah aya yang kemudian seperti metro mini saling susul menyusul Om asti, Achi dan yang the last nanul congratz ya teman2 semoga langgeng :)

Aya & Oka
Asti&Kodir

Nana & Evan



 So, Who's Next??Kita lihat saja nanti ;p semoga 5 tahun lagi kita bisa reunian sambil bawa keluarga masing-masing :D
 

Seandainya....


Seandainya saya tahu hidup saya nanti akan kaya dan banyak uang
Saya pasti akan bermalas-malasan dan suka berfoya-foya
Tapi bila seandainya saya tahu nantinya miskin melarat
Saya pasti akan membanting tulang demi sesuap nasi dan rajin menabung
Jadi sebaiknya saya nanti harus seperti apa?

Seandainya saya tahu nanti saya akan jadi orang terkenal
Saya mungkin akan menjadi besar kepala dan tidak memperdulikan sekitar
Tapi bila seandainya saya tahu nantinya saya jadi orang biasa
Saya mungkin akan menjadi pemalu dan rendah diri
Jadi sebaiknya saya nanti harus seperti apa?

Seandainya saya tahu nanti saya pasti masuk surga
Saya mungkin akan lalai beribadah hingga lupa diri
Tapi bila seandainya saya tahu nanti saya tidak pasti masuk surga
Saya akan rajin beribadah dan tak lupa selalu bersyukur
Jadi sebaiknya saya nanti harus seperti apa?
Putar otak....berandai-andai namun tak sampai pada satu titik
Kenapa harus bertanya seperti itu
Saya bukan cenayang yang katanya bisa melihat masa depan
Apalagi Tuhan yang punya Kuasa membuat dan merencanakan

Seharusnya saya bukan membuat pertanyaan
yang bisa menimbulkan jawaban yang bermacam rupanya
Tapi saya seharusnya menciptakan pernyataan
Kalimatnya mungkin kurang lebih seperti ini

Saya harus jadi orang yang kaya hatinya
Hati yang mengajarkan saya untuk bersikap jujur
Hati yang menuntun saya menjadi orang yang peduli
Hati yang membuat saya bisa memberikan kebahagiaan dan merasakannya
Hati yang membuat saya, kamu dan kita berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya




Bandung, tengah malam  8 Agustus ’10-sambil ditemani lagu Tompi “tak pernah setengah hati”



 

Share on Saturday Night

 

 Pas saya liat kata-kata dari beberapa baris kalimat ini, seperti menambah motivasi saya untuk tetap "keep moving" dan selalu bersyukur.
Seperti mengutip salah satu penulis blog tentang  pemahaman seorang 'Lady' :

Terlalu banyak mengeluh dan egois hanya akan menempatkan posisinya sebagai "Women" dan bukan "Lady".


Kegagalan serta keterbatasan bukanlah penghalang, semakin banyak mengeluh semakin lelah menjalaninya tetapi semakin jarang mengeluh semakin bahagia dalam menjalaninya




"Failure does not mean that i should give up
It does mean that i should try harder and need more practice"
(Fight like a tiger Win like a champion book)

Sabtu, 31 Juli 2010

No Title (Untuk suatu introspeksi)

Aku....

Hanyalah manusia biasa yang punya raga, rasa dan cinta
Manusia yang tak punya kuasa untuk merubah yang namanya takdir
Karena hanya Tuhan yang punya kuasa
Tapi aku diberi pilihan

Pilihan untuk menjadi
Seorang “pemenang” bukan “pecundang”
Seorang “pendaki” bukan “pejalan kaki”
Seseorang yang “Akan terus bergerak sejalan dengan tata surya yang berotasi tiada henti”
Seseorang yang “Dapat menerima masa lalu tanpa penyesalan”
Seseorang yang “Tak gentar menghadapi masa depan”
seseorang yang bisa berpikir “Aku pasti bisa” bukan yang berpikir “Aku menyerah”
Seseorang yang berkata “Semua pasti ada jalan keluar” bukan yang berkata “Ini sulit dan tidak mungkin”
Seseorang yang “Selalu mengambil tindakan” bukan sekedar “Menunggu atau omongan belaka saja”
Seseorang yang “Selalu melihat kemungkinan dan kesempatan” bukan “melihat keterbatasan dan masalah”
Sesorang yang menciptakan “keberanian” bukan menciptakan “keraguan dan ketakutan”
Seseorang yang “lebih berbahagia saat memberikan kebahagiaan daripada menerimanya”







_menghidupkan kembali yang hampir redup_ Paris Van Java, 9 Juni 2010

Wanita (21 Juni 2010)

Sebenarnya ada berapa banyak wanita ya di dunia ini? Ah, jangan dunia lah,,,sebut saja Indonesia mmhhh…..tampaknya banyak sekali….hampir di semua tempat wanita begitu mendominasi. Di jalan, perkantoran, sekolah, tempat kuliah, restoran, rumah sakit apalagi di mall. Ada yang pesolek, sederhana, anggun, bahkan tomboy. Wanita tetap wanita sesuai kodratnya yang mempunyai fisik berbeda dengan pria. Bagaimanapun tampilannya tetap istimewa dan terlihat indah diantara kemaskulinan para pria. Teristimewa karena dari yang namanya wanita terlahirlah seorang generasi penerus melalui sebuah rahimnya. Wanita itu adalah ibu. Seseorang yang rela membagi makanannya untuk sang calon bayi, Seseorang yang sudah siap untuk menerima resiko hidup dan mati saat persalinan, seseorang yang mau diganggu waktu bekerjanya hingga waktu tidurnya demi seseorang yang disebut anak. Sungguh luar biasa wanita yang kita sebut ibu.

Tapi seorang ibu juga seorang istri. Istri bagi sang bapak anaknya, Istri bagi peneman hidup dikala suka dan duka perjalanan suaminya, Istri bagi penyemangat dan penghangat dalam keluarga, Istri bagi pemasak terhebat dalam rumah. Sekali lagi saya katakan sungguh luar biasa wanita yang disebut istri.
Baik ibu atau istri, tetap saja dulunya pernah muda dan berjaya bahkan mungkin sampai saat dia masih menjalankan kodrat dan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu. Berkarir menjadi pengajar, pegawai negeri, karyawan, dokter, perawat, supir, polisi bahkan emansipasi sudah merambah jauh hingga saya pernah melihat di tivi seorang paspampres wanita!

Saya tidak begitu tahu apakah keadaan emansipasi seperti ini yang dicita-citakan oleh Kartini. Maklumlah saya belum lahir pada saat beliau berkeluh kesah tentang terkekangnya para wanita saat itu. Saya hanya tahu dari pelajaran sejarah zaman SD dulu yang mengatakan bahwa konon dulu wanita diperlakukan kolot, tidak boleh sekolah tinggi apalagi kerja di luar. Katanya lagi wanita itu harus di rumah saja, mengurus anak dan suami, memasak dan mencuci. Namun Kartini yang cerdas, supel dan banyak teman membuka wawasan dengan bersahabat pena dengan teman jauhnya. Tak hanya itu Kartini kemudian mempelajari, menganalisa dan mengeluarkan konsep hingga semangatnya yang mengelora menggebrak dinding pemikiran konservatif tentang wanita sampai pada pemunculan bukuHabis Gelap Terbitlah Terang”.

“Habis Gelap Terbitlah Terang” kalimat berisi empat kata yang penuh makna. Kata bermakna yang diharapkan seorang Kartini, wanita Indonesia dapat menerangkan dunia bahkan jika mampu buatlah dunia menjadi lebih terang lagi. Menjadi penerang dalam roda perekonomian negeri, menjadi penerang dalam kancah perpolitikan dan pemerintahan, menjadi penerang dalam dunia kesehatan, dan juga menjadi penerang bagi keluarga.

Namun dibalik semua kekuatan dan kemampuannya mengajukan suara yang dinamakan emansipasi, wanita tetaplah wanita sesuai kodratnya sebagai bagian dari tulang rusuk sang Adam yang masih butuh dilindungi dan dinaungi. Makhluk Tuhan yang menyukai keindahan dan juga senang diperlakukan dengan cara yang “cantik”.

Subhanallah……….


Bandung, 21 Juni 2010–Teruntuk wanita-wanita hebat di seluruh penjuru tanah air-

Bukan sekedar bola (21 Juni 2010)

“Gw heran koq orang-orang suka nonton bola ya? bola satu aja diperebutin! kalo udah ada pertandingan bola udah susah deh diajak ngobrol” komentar seorang mahasiswi coass yang tidak sengaja saya dengar di lab basah fkg sekeloa (terdengar seperti curahan hati ya hehhehe ….)

Suka ga suka sekarang ini memang lagi musim piala dunia jadi ya harus dimaklumi kalau mungkin ada yang jadi dicuekin sama temannya, pacarnya atau bahkan suaminya kalau di tivi sudah menyiarkan pertandingan bola. Entah karena takut terlewat satu gol atau memperhatikan strategi permainan tim kesayangan sehingga perhatian pun benar-benar tercurah. Tapi yang mau saya bahas di sini bukan tentang resensi pertandingan yang (lagi-lagi) tim underdog sedang naik pamornya saat ini karena dapat mengalahkan tim besar!

Pernahkah terpikirkan oleh kita kalau apa yang kita jalani sekarang di dunia ini seperti sedang bermain bola? Atau mungkin hanya saya saja yang suka menganalogikan sesuatu? Yah saya biarkan masing-masing dari kita semua berpendapat di benak masing-masing.



Jadi begini, karena saya senang nonton bola dan saya pernah mencicipi bermain futsal (walau untuk senang-senang hehe…)saya kurang lebih tahu sedikit. Bola yang diperebutkan itu saya anggap sebagai impian. Kita semua punya impian. Impian atau mimpi ingin menjadi orang kaya, pintar, baik, cantik, jadi sukses atau bahkan ingin bahagia. Kita semua berebut untuk meraihnya. Entah kita seseorang yang koleris, sanguin, melankolis maupun se-apatisnya plegmatis pasti punya. Lalu kalau kita sudah punya apa yang harus kita lakukan? Satu kata TINDAKAN. Percuma kita hanya punya mimpi tapi kita tidak punya aksi untuk mewujudkannya. Tapi aksi tidak akan bergerak dan hidup tanpa ada yang namanya motivasi dan keyakinan. Tak perlu harus jauh-jauh mencari yang namanya motivasi. Motivasi ada di dalam diri kita. Motivasi menentukan kemana mimpi mau diarahkan, mau biasa saja atau luar biasa. Sama halnya seperti saat bermain bola, kita pasti ingin bola tersebut masuk ke gawang lawan bukan hanya sekali tapi berkali-kali. Motivasi itulah yang memicu pemain bola semangat melakukan tindakan dengan latihan sebelum pertandingan. Namun untuk bisa mencapai tujuan dapat memasukkan bola berulang kali ke gawang tidak mungkin hanya dengan sekali latihan. Justru harus berulang kali latihan. Dari yang tidak bisa menjadi mahir bahkan harus mengalami cedera terlebih dahulu. Begitu pula dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita tidak mungkin mewujudkan beribu mimpi kita kalau hanya melakukan satu tindakan saja tanpa adanya sikap yang konsisten setiap harinya. Seperti pepatah lama yang menjadi moto hidup saya saat ini : “Jadikan setiap hari hidup kita adalah yang terbaik”. Jika dalam perjalanan mewujudkan mimpi kita pernah merasa sulit, hambatan dimana-mana sudah merupakan konsekuensi yang harus kita terima dalam proses tersebut. Seperti saya pernah dinasehati “hidup yang sempurna dan cuma sekali ini tidak akan berharga kalau hanya dihabiskan dengan mengeluh saja”

Ya, benar!kenapa kita harus melulu berpikir hal terburuk, masalah, kendala, kelemahan. Mengapa kita tidak coba berpikir hal yang baik-baik saja, berpikir tentang yang menyenangkan hati, mencari kekuatan dan kelebihan dan memperbaiki kekurangan. Bangkit di saat jatuh dan bisa tersenyum ikhlas saat yang kita mau belum waktunya. Para pemain bola yang profesional saja bisa, mereka tidak henti-hentinya berlatih setiap hari memperbaiki permainannya walau pernah kalah beribu kali. Kalau menurut saya seninya pertandingan bola adalah bukan terletak pada menangnya. Tapi pada keberhasilan dalam melewati pertahanan lawan dan mencetak gol. Menang itu adalah hasil akhir yang kita dapat dari buah perjuangan. Tapi seorang pemain bola tidak sendiri untuk mewujudkannya, dia butuh teman2 satu timnya. Kalau saya bisa analogikan cerita itu bahwa apa yang sedang kita lalui saat ini bukan terletak pada hasil akhirnya,tetapi pada prosesnya. hasil akhir adalah efek yang kita dapat dari perjuangan meraih impian. Dalam meraihnya kita juga tidak mungkin hanya seorang diri, kita punya orang-orang sekitar dan lingkungan yang mendukung untuk mewujudkannya, yang membuat kita selalu menjadi orang positif, yang dapat mengingatkan kita untuk tidak mengeluh dan yang mengingatkan kita untuk tidak lupa bersyukur.


Bandung,21 Juni 2010-untuk saya, kamu, dan mereka
(Ternyata permainan bola mengajarkan banyak hal :D)

Mimpi (30 Nov ‘09)

Mimpi….begitu sering kita mendengar kata mimpi, dari mulai Mario teguh hingga grup nidji saat menyanyikan soundtrack laskar pelangi. Masing-masing orang punya persepsi sendiri. Saya, kamu, dia, dan mereka. Setiap kita juga punya cara sendiri untuk mengejar mimpi itu. Banyak para motivator mengatakan “JANGAN PERNAH TAKUT UNTUK BERMIMPI KARENA MIMPI ITU AKAN MEMBAWA KITA PADA SATU TUJUAN YANG NYATA” tapi banyak juga dari kita yang mengatakan bahwa JANGAN TERLALU SERING MIMPI, NANTI KALO JATUH SAKIT BANGET RASANYA”. See? Silahkan berkomentar di hati masing-masing ^_^


Jujur, sampai sekarang saya tidak terlalu tahu arti mimpi secara harfiah dalam kamus bahasa Indonesia tapi yang saya tahu bahwa apa yang saya lakukan sekarang dan mungkin beberapa orang di sekita saya, saat ini berjalan dan bergerak atas MIMPI. MIMPI SAYA yang semula hanya suka bermain dokter-dokteran saat masih kecil atau MIMPI SAYA yang semula hanya suka menulis di dinding dan membaca berbagai buku cerita atau MIMPI SAYA yang semula hanya ingin berani berbicara di depan umum atau MIMPI SAYA yang semula ingin bisa main futsal dan punya tim! Tapi justru mimpi-mimpi itu yang membawa saya seperti sekarang menjalani separuh perjalanan seperti menyusuri kerasnya perjuangan di dunia perkoasan dokter gigi, bisa mencicipi sebentar indahnya bermain futsal dan berada dalam tim, merasakan sesaat bagaimana berbicara di muka umum hingga menghandle acara, berani menulis di media and de el el.Memang..terlalu banyak stok mimpi-mimpi yang masih saya simpan di belakang hingga saya tak sabar untuk terus mengejarnya seperti halnya beberapa teman saya lakukan. Seperti sahabat-sahabat saya WAHYUNING,SlLVIA FITRIANI, NANA,NURMEISARI, dkk mengejar mimpinya menjadi dokter gigi, seorang DIRA YUWANA lewat usaha fashionnya, mantan anak kosan saya MEILIA, DINI, dkk mewujudkan mimpinya menjadi dokter , seorang GINA S. NOER bersama suami mewujudkan mimpinya dalam film “Queen Bee” dan “Garuda di dadaku”, seorang AZKYA mewujudkan mimpinya menjadi dokter gigi dan magister manajemen rumah sakit, seorang RAESYULITA PURGIYANI mewujudkan mimpi menjadi dancer sejati, seorang MOKHAMAD FAHMI mewujudkan mimpinya menjadi backpacker ‘nekat’ dengan berkeliling Indonesia, sepupu saya RICKY mengejar mimpinya menjadi EO musik, seorang TAMA mewujudkan mimpinya lewat jepretan kamera menjadi fotografer sehandal darwis triadi, seorang FARID RIFAI mengejar cita-citanya hingga jauh-jauh sekolah ke Mesir, seorang DANNY rela meninggalkan keluarganya kerja hingga ke Oman, seorang VICKY mengejar mimpi hingga ke London atau seorang SUKMA mengejar mimpinya yang super dua kali lipat banyaknya dari saya (coba saja tanya orangnya hehe..)
Tapi mimpi hanya tinggal mimpi tanpa adanya suatu aksi, keyakinan dan doa. Ada satu kalimat yang saya kutip dari satu buku “ UNTUK MENCAPAI HAL YANG BESAR , KITA BUKAN HANYA BERMIMPI TETAPI HARUS PERCAYA, DAN BUKAN HANYA PERCAYA TETAPI JUGA HARUS MENGAMBIL TINDAKAN”

Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik
Tuhan pasti ‘kan menunjukkan kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa
(potongan lirik diatas salah satu yang menginspirasi saya dalam mengejar mimpi-mimpi dan terus mewujudkannya…..)



Bandung,30 Nov ‘09

Brand Newww!!

Baruuu..baru....horeee!
pengobat kerinduan menulis karena wordpress saya ga bisa kebuka (damn!) kebodohan akibat lupa password hehe...
but the stories must go on...yak mungkin saya harus mengumpulkan lagi celoteh-celoteh ga penting saya yang juga saya muat di salah satu jejaring sosial...biar smua bisa terkumpul disini

ini kepuasan bagi saya saat bisa bercerita walau hanya satu baris.....seperti nama blog ini saja saya beri lolipop warna warni dan semoga saja isinya  manis seperti rasa permen lolipop sluurrrppp!


Selamat menikmatiii... :9