Jumat, 30 September 2011

Man shabara zafira

Siang tadi, muncul recent updates BBM seorang teman " I'm a stronger woman". seketika di benak timbul pertanyaan ada apa gerangan. Ah, semoga saja bukan kabar buruk yg sempat dicurhatkan tadi malam, pikirku. Namun tidak sampai setengah jam, beliau mengabarkan bahwa dia sudah mengikhlaskan umur janinnya yang masih sangat muda luruh sejak kemarin. Perdarahan. Speechless. Sempat tak percaya. Hanya bisa berucap kata-kata "sabar" dan "Allah pasti punya rencana yang lebih baik". Kata-kata simpati, menghibur. Dia, temanku, membalasnya dengan mohon doanya dan senyum. Ah, teman, aku tahu kalian sedih, akupun. Bisa kubayangkan  bila aku berada di posisi kalian. Tujuan menikah selain membentuk keluarga sakinah, mawadah dan warahmah yang diridhai Allah juga untuk mendapatkan keturunan. Kalian sangat mendambakan itu, aku tahu. Dengan daya upaya kalian berikhtiar.  Tapi saat ini Allah berkehendak lain. Allah menguji kesabaran kalian. Allah punya rencana lain yang lebih baik dari yang kalian duga. Percayalah teman. Allah sayang dengan kalian, jadi saling menguatkanlah. Jika ini masa sulit, aku yakin kalian lebih kuat dari yang kuduga, lebih ikhlas dari yang mereka duga. Doaku untuk kalian. Man shabara zafira :)

-Jakarta, tanggal terakhir di bulan September-



Bersyukur dan berbagi : "What a perfect combination"

Hari ini saya mau berbagi cerita yang sudah saya alami beberapa hari belakangan. Kira-kira 3 minggu yang lalu, iseng sebelum pulang dari rutinitas praktek mampirlah ke toko buku. Seperti biasa,saya lebih tidak tahan godaan ketika cuci mata di toko buku ketimbang window shopping pakaian. Matapun dgn sigap melirik buku-buku best seller, salah satunya yg fenomenal "7 Keajaiban Rezeki" nya Ippho Santosa. Ada yang bilang bagus dan ada yg bilang biasa saja. Namun saya pun tetap membeli. Sampai akhirnya dalam beberapa hari, buku telah saya lahap isinya. Disini saya tidak akan meresensi isi buku. Tapi suatu nikmat yang saya dapat ketika melakukan bbrp hal yg juga disebutkan di buku tersebut.
Sejak bbrp hari belakangan, saya mempunyai program "SANGU". Bukan bekal makanan yah tapi Sapa haNGat dan senyUm. Saya coba terapkan sepanjang hari dimanapun dan ke siapapun. Kalau tiba-tiba muncul rasa bete entah mungkin karena hormon wanita, saya mati-matian untuk bertahan tidak berlama-lama dalam keadaan perasaan yang tidak menyenangkan. Cara mendistraknya bisa dengan membaca novel, nonton OVJ atau sekedar mendengarkan musik. Selain itu, pas bangun saya mengucapkan alhamdulillah sambil mengucap syukur  kalau saya masih diberi sehat dan napas serta sebelum tidur saya mengucap syukur atas  yg didapat hari itu.Saya juga mencoba mempraktekan untuk sebisa mungkin sholat fardhu tepat pada waktunya, yaitu saat azan telah selesai berkumandang, yah walaupun belum semua tapi saya membuat target setiap hari harus ada peningkatan. Tidak cuma sholat wajib, juga menggiatkan sholat sunat tahajud dan duha. Okey, untuk Duha sebelum berangkat rutinitas praktek saya lakukan, walaupun tidak tiap hari sih hehehe... 
Nah, kalau tahajud ini nih, di saat lagi enak-enaknya tidur sambil mimpi,musti bangun malem dgn ikhlas dan ngambil wudhu. Aseli, jujur kalau bukan bulan Ramadhan, susaaahh banget bangun buat tahajud, padahal alarm udah dibunyiin tapi malah dimatiin trus tidur pules lagi hehehe...Tapi 2 hari ini saya berusaha sekuat tenaga untuk disiplin menggalakkan tahajud.
Apa hasilnya? Jeeennggg Jenggg.....
Hati saya lebih bahagia, lebih tenang, no galau, ga ada adegan termehek mehek *eh :p
Jadi, sudah pada dapat kesimpulannya belum?kayaknya belum yah karena saya cerita nya ngalor ngidul hihihi...
Maksud dari cerita saya tadi bahwa ada hal sederhana yang bisa buat kita bahagia yaitu bersyukur dan berbagi. Coba deh renungkan seberapa sering kita bersyukur? saat dapat hadiah, gaji gede atau naik pangkat saja?padahal Tuhan begitu amat baik, memberi kita nikmat sehat setiap hari, diberi kekuatan untuk melakukan aktivitas tapi tak jarang dari kita lupa bagaimana caranya mensyukuri hal yang sederhana tersebut. Lalu kalau membicarakan soal berbagi, pasti kita langsung mikirnya ke sedekah materi.Padahal dengan salam sapa dan senyuman itu juga termasuk berbagi lho. Contohnya karena sekarang sedang trend  twitter dan status bbm, kita bisa beri kalimat penyemangat dan membahagiakan. Apalagi kalau ada teman yang curhat soal masalahnya. Di saat keadaan tersebut, siapapun ingin dihibur dan disemangati. Kalau kita berhasil membuat mood dia kembali bagus, Insya Allah kita pun akan mendapat balasan kebaikan dari-Nya. Amin :)
 Kalau membicarakan soal ini saya jadi teringat akan buku Patch Adams, seorang dokter unik yang menyembuhkan dengan humor dan kebahagiaan. Sebagai seorang dokter dia selalu percaya bahwa kebahagiaan sangat penting untuk kesehatan kita. Dia mencoba mengubah paradigma hal-hal negatif  menurut kebanyakan orang menjadi paradigma positif yang sehat. Sungguh Luar Biasa!
 Kebahagiaan didapat bukan hanya dari apa yang kita miliki tapi lebih pada apa yang kita berikan dan syukuri

 Jakarta, 29 September 2011-Cheers ^_^

Selasa, 27 September 2011

Rumput tetangga

"Rumput tetangga memang terlihat lebih hijau" bukan kalimat sebenarnya. tapi kalimat kiasan dimana kita melihat kehidupan orang-orang di sekitar kita kasat mata terlihat menyenangkan. Pdahal tidak selallu lho. Lalu bolehkah kita punya pikiran seperti itu? Lumrah saja asal tidak sampai melakukan hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain serta tidak menimbulkan penyakit hati. Tapi coba jadikan hal tersebut suatu motivasi agar rumput kita juga bisa sama hijaunya syukur-syukur bisa lebih. Kalau rumput tetangga saja bisa terlihat hijau apa yg salah dengan rumput kita? bisa jadi bukan karena tempatnya karena kita khan berada di satu area yg sama. Bisa jadi kita keliru dalam mengelolanya, malas menyiramnya dan memupuknya. Lalu kalau sudah terlanjur salah, haruskah mulai dari awal lagi? Yup. itulah konsekuensinya, kenapa harus ragu untuk memulai  lagi kalau akan membuat keadaan menjadi lebih baik?Gagal, coba lagi. Gagal, coba lagi dengan satu syarat: Belajar dari pengalaman.

-Dan aku yang sedang memotivasi diri untuk bangkit, Jakarta 2011-

Si Kotak dan Bola Bekel

Waktu kecil pernah main bola bekel khan? Yup, akan melambung bila dipantulkan. Semakin keras kita melambungkannya akan semakin tinggi pula pantulannya. Lalu apa yang terjadi kalau seandainya bola itu ada di dalam suatu kotak?bisakah dia memantul? Jawabannya bisa dengan catatan ada yang memantulkannya. Namun bola bekel tersebut ruang geraknya terbatas karena dibatasi oleh sekat sekat di keempat sisinya. Lain halnya bila kita keluarkan dan biarkan dia memantul bebas beberapa kali namun akan menghadapi lantai yg belum tentu permukaannya rata.

Nah,bila kita analogikan cerita tersebut ke kehidupan kita kurang lebih seperti ini. kita itu bisa diibaratkan seperti bola bekel dimana kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk loncat hingga setinggi mungkin, bergerak dan terus bergerak. Bergerak untuk berubah menjadi pribadi yg lebih baik, bergerak bahkan loncat menggapai cita-cita yang katanya kita gantung setinggi langit. Kalau kita punya kemampuan itu, tapi hanya berada dalam satu keadaan atau lingkungan yg dimensinya dibatasi oleh suatu sekat seperti halnya  bola di dalam kotak, bisa dijamin hanya bergerak disitu-situ saja bukan? dengan kata lain "comfort zone". Keluar dari "comfort zone" bukanlah hal yg mudah karena kita berusaha keluar dari kenyamanan.

           Kehidupan dimulai dari batas akhir zona nyaman Anda (Neale Donald Walsch)

Jika hidup kita berjalan dengan mudah, berarti kita tidak menjalani hidup yang berarti (Larry Winget)

Nah, sekarang tinggal pilih, ingin jadi bola bekel yang mana, mau bergerak bebas dan terus melambung di luar kotak atau bergerak terbatas di dalam kotak. Semua Pilihan. Kita sendiri yang menentukan ^_^


-Today, Jakarta 2011-