Jumat, 25 Januari 2013

Perjalanan menuju 10 tahun


 Tahun 2013, genap sudah mei nanti 10 tahun istiqomah menjalani hidup sebagai wanita yang memakai hijab. Ada cerita yang panjang dibalik 10 tahun itu. Dimulai dari suatu niat yang sudah lama ingin diwujudkan saat SMA. Waktu itu diajak teman ikut kajian di kegiatan rohis sekolah. Saat itu saya bukanlah aktivis rohis hanya saja karena keharusan pihak sekolah yang mewajibkan ekstrakurikuler maka pilihan jatuh ke rohis itupun karena mikirnya ga perlu ekstra energi dan ga terlalu sibuk. Ingin coba sesuatu yang beda tapi ternyata saya terjebak!
Alhamdulillah yang buat saya bersyukur karena terjebak di jalan yang lurus hingga saya sampai seperti sekarang ini. Walau keluarga saya termasuk yang concern dalam hal agama yang mengharuskan anak-anaknya rajin sholat dan bisa mengaji namun mengenai menggunakan hijab mereka  tidak memaksakan. Saat ikut pertama kali kegiatan di rohis itu ada rasa minder karena teman-teman saya yg ikut semuanya berjilbab dan cuman saya yg tidak. Kebayang kan, gimana aneh dan canggungnya berada di suatu komunitas yang sdkt 'beda' hehehe... Tapi lucunya saya tetap mengikuti materi kajian sampai selesai dan materi yang disampaikan pas sekali buat kami yg masih muda: tentang pergaulan dan menutup aurat. Mantap JLEBnya!

Sepulang dari sana, galaupun dimulai alias perang batin. Bukan apa-apa keinginan memakai jilbab sebenarnya sudah lama terbersit saat waktu SMP, waktu itu sih karena janjian dgn temen bertiga kalo lulus dan masuk sma yang sama mau kompakan pake jlbab (abegeh banget hihihi...). Namun Allah berkata lain, kami terpisah masing-masing ke SMA yang berbeda. Saat itu mikirnya cuman satu, wanita yang memakai jilbab itu jauh keliatan lebih anggun dan cantik. Tapi kajian pertama itu ckp bikin jleb karena pak ustad yang menyampaikan cukup komunikatif dan tidak terkesan menggurui. Beliau memberikan banyak contoh-contoh mengapa kita harus menutup aurat dan memakai jilbab, yaitu semata-mata untuk kepentingan wanita itu sendiri, menjaga dari mata-mata jahil dan orang-orang iseng. Selama perjalanan pulang masih keinget hal itu, entahlah ada sesuatu yang besar menggerakkan, namun jujur saat itu tahun 2001 lingkungan belum mendukung tidak seperti sekarang dimana socmed seperti twitter begitu besar perannya dalam menggaungkan gerakan berhijab. Singkat cerita, di tahun 2003 , saya menyampaikan niat saya itu ke orang tua dan nenek,awalnya mereka sempat ragu apakah saya cuma karena ikut2an namun setelah membujuk Alhamdulillah mereka mendukung penuh. Hanya satu pesan mereka, saat saya sudah siap akan tanggung jawab itu sudah harus siap juga menjaganya dan konsekuensinya. Mungkin saat itu mereka khawatir saya hanya karena nafsu sesaat makanya mereka menyarankan jadikan memakai jilbab sebagai nazar untuk UMPTN. 

Sekitar bulan Mei 2003, Allah menggerakan hati saya sepenuhnya (tanpa mimpi, tanpa tanda2) saya ingin ujian UMPTN dgn memakai jilbab. Alhamdulillah untungnya di lemari masih punya satu2nya kemeja panjang dan satu2nya rok jins panjang untuk dikenakan sedangkan jilbab saya pinjam dari mama. Subhanallah, pagi itu dengan tampilan baru rasanya bahagia banget dan pede saya meningkat untuk ikut ujian padahal awalnya niat saya kan  memakainya sebagai nazar. Apa coba yang terjadi di ruang ujian?Semua kaget! Dari yang mulai ngeledek "insyaf", kena "angin surga", "tobat" lah, "kesambet" dan lain-lain saya pun cuman jawab enteng: "iya nih kesambet setan baek" smbl senyum :) (padahal kalo dipikir-pikir sekarang mana ada setan baek hahaha...)

Alhamdulillah hidayah menutup aurat membuahkan hasil yang luar biasa, sayapun lulus UMPTN dan dunia perkuliahan adalah proses panjang dimana keistiqomahan kita diuji :)
Masuk di jurusan kedokteran gigi yang sebagian besar diisi banyak wanita pastilah banyak godaannya. Di angkatan saya waktu itu belum banyak yg memakai jilbab. Wanita-wanita yang subhanallah cantik-cantik semua dengan potongan baju modis dan modern. Bagi saya yang masih baru memakai jilbab jelas itu godaan apalagi kuliah di bandung dimana termasuk kota fashion. Beruntung sekarang yang memakai jilbab sudah banyak penggerak yang bisa menunjukan jati dirinya dengan pede memakai hijab :)
Di saat labilnya saya, melihat teman-teman yang begitu modis sempat dilema tapi saya ingat kembali kata-kata pak ustad waktu dulu, bahwa Allah akan menjaga wanita yang berusaha menutup auratnya dengan mengenakan jilbab. Ditambah lagi dulu saya merasa dengan memakai jilbab ruang gerak saya terbatasi. 
Alhamdulillah, Allah Maha Baik, mengumpulkan saya di suatu kosan yang diisi oleh anak-anak yang mau belajar. Saat itu ada kakak kelas dan temannya yang menginap suka bercerita dgn kita tentang banyak hal dari mulai masalah dunia per fkg-an, hidup hingga cinta (hahaha,,,jadi malu)
Teh isti dan teh syajra. Saya melihat ada jiwa yang berbeda dgn pembawaan mereka berjilbab. Terlihat percaya diri dan berwibawa. Dari hari ke hari, saya coba beristiqomah dengan banyak mendengarkan cerita dari mereka-mereka yang lebih dulu berhijab dan membaca buku-buku yang teman-teman pinjamkan. Subhanallah....seperti suntikan semangat, menemukan kembali diri saya sendiri terutama setelah ikut LDK BEM. Disana saya bertemu wanita-wanita luar biasa yang menunjukan bahwa dgn berjilbab tidak akan membatasi ruang gerak dan lawan jenis pun lebih respect saat berbicara dengan kita. Saat itu cuma satu pikiran saya: "Saya ingin seperti mereka, pasti bisa!"
Singkat cerita, pembuktian perlahan-lahan Allah tunjukan, bahwa jilbab tidak membatasi ruang gerak bahkan membawa kita menuju prestasi dari mulai beasiswa, aktif di berbagai kepanitiaan, organisasi intern dan ekstern hingga ekstrakurikuler yg mungkin dulu masih asing: futsal wanita :)
Alhamdulillah perlahan-lahan secara tidak langsung teman-teman di sekitar mulai satu persatu memakai jilbab dan itu makin mendekatkan keakraban ukhuwah diantara kami :') Kami pun di kosan jadi makin lebih baik, dimulai dengan ikut mentoring tarbiyah, inisiatif setiap kamis mengadakan yasinan bersama hingga sholat berjamaah saat bulan Ramadhan, Wasyukurillah...You're the best i ever had, girls! :')
Memang benar bila kita bergaul dengan yang positif dan sholeh kita pun Insya Allah akan tertular menjadi seperti itu. Alhamdulillah Allah menjagaku (Maha Suci Allah) dan dari tahun ke tahun  ditunjukkan jalannya melalui orang-orang yang saya temui, acara-acara yang saya datangi hingga buku-buku serta informasi2 lainnya agar saya tetap istiqomah dan berproses menjadi muslimah yang lebih baik lagi. Alhamdulillahirabbil'alamin...Allahu Akbar! :')  
Mungkin pengalaman saya masih belum apa-apa bila dibandingkan dengan cerita muslimah lainnya. Yang jelas sekarang ini saya bangga dengan apa yang saya kenakan. Apapun godaan dan hambatan tidak akan saya lepas dan tidak akan bisa ditukar dengan apapun :)


Allah SWT berfirman:   
 Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” [An-Nuur:31]




-Jakarta, 25 januari 2013-di suatu klinik sudut bekasi









Kepada Sang Maha Cinta

Kepada Sang Maha Cinta
Aku hanya manusia biasa
yang hanya ingin menjadi hambaMu yang bertakwa
Namun juga tak luput dari dosa

Cintaku padaMu Allah sungguh luar biasa
Aku tak pernah kecewa
karena ku tahu kau selalu melindungiku dari sana
Menyayangiku dan mendengarkan setiap detik doa yang terpanjat

Kepada Sang Maha Cinta
Aku manusia biasa
tak pelak aku bisa jatuh cinta pada ciptaanMu jua
namun izinkan itu tak buta oleh rasa tapi bisa diterima logika
Bantu aku Allah simpan rapat-rapat rasa yang memang belum waktunya

Aku tahu Allah dirimu sedang mempersiapkan Pangeran Surgaku
yang terbaik diantara yang baik
Semua telah tersurat dalam Lauhul Mahfudz
Bilamana Engkau berkata "Kun fayakun" maka terjadilah
bukan yang aku inginkan namun yg paling aku butuhkan

entah dimana dia berada
mungkin saja dia nun jauh disana
atau bisa sedekat antara keningku dengan tempat sujud
Yang aku tahu pasti dia adalah seseorang yang cintaNya besar kepadaMu
Yang selalu menangis di hadapanMu atas khilaf dan rasa sayangnya padaMu
Yang selalu berjuang menegakkan panji agamaMu
Yang selalu memuliakan wanita dan menyayangi anak-anak
Yang bervisi tinggi menggapai cta-cita semata mengharap ridhoMu

Allahu Rahman ArRahim
Dalam penantian taatku, pintaku satu
Bilamana waktuku tiba, biarkan kami bertemu dalam jalan yang Engkau Ridhoi
Melalui halalnya suatu ikatan dan ikrar suci
membangun pernikahan sakinah yang bervisi
bersinergi menggapai mimpi
bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kami

Jakarta, 25 Januari 2013 -Teruntuk kamu imamku-




Jumat, 11 Januari 2013

Jalan cinta

Jalan cinta selalu melahirkan perubahan besar dengan cara yg sangat sederhana. Karena ia menjangkau pangkal hati secara langsung darimana segala perubahan dalam diri seseorang bermula. Bahkan ketika ia menggunakan kekerasan, cinta selalu mengubah efeknya, dan seketika ia berujung haru 
 
M. Anis Matta-